Wednesday, April 8, 2009

Bapak/Ibu Sahabat kami bersama keluarga,

Kami sekeluarga bersama civitas akademika STT Jaffray Makassar menyampaikan Selamat Merayakan Paskah dan kiranya kita senantiasa "Hidup di Dalam Kasih" (Efesus 5:2a).

Salam,
Pdt. Daniel dan Elisabet Ronda
Makassar
Email baru: danielronda@ymail.com atau daniel_elisabet@yahoo.co.id
Email lama: ronda@indo.net.id (akan tidak aktif setelah 1 Juni 2009).

Friday, April 3, 2009

BOLEH GOLPUT?

Orat-Oret Daniel Ronda

Banyak yang tanya kepada saya, apakah tidak dosa kalau kita golput alias tidak memilih? Apalagi kan kalau di Kristen tidak ada haram dan halal!? Alasannya, karena bercermin dari yang lalu ketika anggota legislatif (aleg) yang ada saat ini terlalu banyak yang terlibat korupsi baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan. Ada rasa berdosa rasanya bila memilih caleg yang kemudian mengkhianati rakyat dengan melakukan korupsi. Skeptisisme muncul di mana-mana.

Namun secara pribadi saya berpendapat bahwa seharusnya orang Kristen tidak boleh golput dengan beberapa alasan. Pertama, Tuhan menetapkan bahwa pemerintah di dunia ini, entah Kristen atau bukan adalah wakil dari Allah yang menata hukum sipil manusia (Roma 13:1-7). Sudah sepantasnya kita mendukung peralihan kekuasaan dengan baik untuk kesejahteraan bersama. Kekurangan pemerintah tidak seharusnya menjadikan kita skeptis.

Kedua, bila golput ada kemungkinan suara yang tidak terpakai akan dimanipulasi oleh sekelompok orang berduit yang akan mencontreng suara bila kosong atau manipulasi data di tingkat rekapitulasi suara. Ini jauh lebih berbahaya karena caleg yang terpilih sudah sejak awal telah melakukan kecurangan. Orang seperti ini tidak akan layak menjadi wakil kita.

Ketiga, orang Kristen harus berperan melanggengkan warisan para pendiri negeri ini yang berazaskan kebangsaan yaitu satu bangsa dan tanah air, dan bukan berdasarkan azas agama tertentu. Sebagaimana kita tahu ada agenda terselubung dari partai yang berbasiskan keagamaan untuk menuntun negeri ini kepada negara yang berazaskan agama tertentu. Ini harus kita hindari. Mungkin saya kelihatan fobia, namun sebenarnya tidak. Karena yang kita perjuangkan adalah nilai-nilai warisan kebangsaan dan bukan bereaksi atas tindakan kelompok orang yang menginginkan negara ini berazaskan agama tertentu.

Bagaimana Memilih dengan Benar?
Bila demikian, bagaimana caranya memilih dengan tepat? Pertama, pilih dari partai besar, karena bila satu partai tidak dapat 2,5% suara secara nasional, maka suaranya akan hangus. Itu sebabnya pilih partai yang besar. Saya sendiri tidak akan mencontreng nama caleg, namun mencontreng partai.

Kedua, karena sistem negeri ini adalah presidensial, maka sebaiknya pilih partai yang sudah punya calon presiden yang sudah teruji dalam kepemimpinannya. Memang belum ada yang sempurna, namun kita bisa membanding-bandingkan mana yang terbaik dari yang ada. Dengan mencontreng partai yang sudah jelas calon presidennya, maka presiden yang kita inginkan tidak akan kewalahan dalam berkoalisi dengan partai lain yang menyebabkan susahnya menyatukan pemerintahan.

Ketiga, pilih partai yang nasionalis yang memiliki agenda dalam melindungi kaum minoritas secara nyata dan bukan sekadar slogan. Partai yang dimaksud adalah partai yang berjuang untuk kesejahteraan masyarakat dan melindungi kebebasan beragama secara konkret. Ini juga dibuktikan dengan pengangkatan pembantu presiden atau pejabat militer dan Polri dari golongan dan agama manapun sesuai dengan kemampuannya.

Keempat, kita harus memilih partai yang jelas komitmen anti korupsi dan penegakan hukum yang baik dan memperjuangkan disiplin nasional. Sudah sangat menyesakkan dada melihat proyek-proyek yang ada baik bangunan-bangunan pemerintah dan infrastruktur yang ada dibangun seadanya karena sudah dikorupsi sehingga waktu hujan, jalanan hancur seperti Indonesia baru saja merdeka dari penjajahan. Sungguh memalukan tindakan KORUPTOR.

Pada akhirnya, cinta kita kepada bangsa ini kita tunjukkan dengan tidak golput. Ayo ikut pemilihan caleg tanggal 9 April ini dengan fokus kepada pemilihan presiden. Majulah negeriku!