Di dalam lingkungan Gereja Kemah Injil Indonesia terjadi pemilihan kepemimpinan untuk periode 2011-2016 pada Konferensi Nasional ke-7 di Samarinda tanggal 16-21 Mei yang lalu. Dan Pdt. Paul Paksoal terpilih kembali sebagai Ketua Umum dengan total suara 271 dari 387 pemilih (ada 2 suara tidak sah).
Yang menarik adalah bahwa ketua umum yang tepilih hanya bergelar master dan 3 kandidat lain bergelar Doktor (S3). Banyak yang bertanya mengapa bisa? Apa indikasi semua ini? Ini membuktikan bahwa dalam kepemimpinan GKII yang diperlukan adalah pemimpin berhati gembala. Pemimpin yang mampu mengayomi, mendengar, menjadi penguat dan menolong mereka yang membutuhkan pertolongan.
Ini tidak lalu dianggap bahwa pemimpin gembala tidak perlu punya pendidikan yang tinggi, punya visi yang jelas dan rencana strategis serta kemampuan menajemen yang kuat. Semuanya harus dimiliki pemimpin. Tetapi semua karakteristik itu harus terangkum dalam kepemimpinan gembala. Artinya, pemimpin yang berhati gembala harus menjadi gaya hidup pemimpin sehingga semua strategi yang disusun ke depan dapat dilaksanakan.
Ini pembelajaran bagi pemimpin gereja masa depan. Kalau mau menjadi pemimpin, mulai kembangkan intelegensi emosi dan spiritualitas kita. Pendidikan tinggi memang penting, tapi bukan segala-galanya. Belajar rendah hati, suka mendengar, rajin menolong, senang memberikan penguatan dan pengharapan, suka memberikan tumpangan (alias tidak kikir), murah hati, tidak sombong (kelewat PD), penuh dengan kasih, tidak takut kritik, setia, dan ada kesetiakawanan di mana mau mengangkat orang lain. Semua kecerdasan ini harus dimiliki pemimpin gereja. Intinya belajar dari Kristus!
Selamat atas tugas yang baru Pdt. Paul. Tuhan menyertai perjalanan kepemimpinan untuk 5 tahun mendatang.
gelar bagi seorang pemimpin gkii memang perlu tapi bukan jaminan. tetapi alangkah baiknya jika keduanya bersinergi.
ReplyDelete